Kupang - Ribuan Umat Katolik mengikuti Perayaan Kamis Putih, untuk mengenang perayaan ekaristi kudus.
"Ini merupakan perayaan untuk mengenang kembali saat-saat kematian Yesus Kristus kurang lebih 2.000 tahun silam. Hal tersebut menjadi contoh bagi umat manusia yang ada dibumi ini. Makna pelayanan yang harus ditiru oleh kita semua," kata RD Yustino Raring, yang memimpin perayaan misa kamis putih di Gereja Santa Maria Asumpta Kota Kupang, Kamis, (17/4) malam.
RD. Yustino Raring dan RD Yohanes Berchmans Senoda Manuk , melakukan pembasuan kaki keduabelas rasul pada Kamis Putih, pertanda bahwa pelayanan untuk umat terus dilakukan. Hari Raya Kamis Putih merupakan Pekan Suci dimana umat Katolik meperingati Perjamuan Terakhir oleh Yesus bersama dua belas rasulnya.
Dalam kotbatnya, Romo Mex menjelaskan, Perjamuan Terakhir dipimpin oleh Yesus Kristus dengan memecahkan roti dan membagikannya kepada murid-muridNya setelah pemberkatan yang dilakukan Yesus. Setelah membagikannya kepada muridNya, kemudian Yesus membagikan juga anggur setelah melakukan pemberkatan seperti halnya tradisi makan bersama orang Yahudi di zaman itu.
"Roti dan Anggur, diibaratkan sebagai Tubuh dan Darah Kristus yang dikorbankan untuk menebus dosa semua umat manusia. Perayaan Kamis Putih juga merupakan saat terakhir Yesus berkumpul dan makan bersama sebelum kematian Yesus Kristus di kayu salib, kata Romo Mex.
"Perayaan Kamis Putih juga dikenal sebagai Perayaan Pembasuhan Kaki dimana pada saat itu Yesus melakukan pembasuhan kaki kedua belas rasul-Nya. Menurut tradisi Yahudi pada zaman Yesus, pembasuhan kaki sudah biasa dilakukan oleh bawahan terhadap atasan atau budak terhadap majikan," katanya.
Tetapi yang spesial disini, sambungnya, Yesus yang datang sebagai 'Guru' membasuh kaki 'Murid-Nya' sebagai bentuk kerendahan hati Yesus dalam pelayanan terhadap sesama tanpa memandang siapapun.
Pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Yesus, kata dia, adalah simbol penyerahan diri, pengampunan, pembersihan, pelayanan, pembaharuan,kerendahan hati, serta wujud kasih yang selalu ditanamkan Yesus dalam ajaranNya untuk umat manusia.
"Yesus bahkan membasuh kaki dan makan bersama dengan orang yang akan mengkhianati-Nya. Yesus tetap melakukan perayaan tersebut walaupun sudah tahu bahwa Ia akan dikhianati oleh murid-Nya sendiri," tambahnya.
Sedangkan di Larantuka puluhan ribu peziarah yang ikut perayaan Semana Santa sejak Rabu, dan Kamis mulai memadati Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur.
"Sejak Rabu kemarin para peziarah sudah datang ke Larantuka. Hari ini banyak yang datang ke Larantuka termasuk utusan dari Takhta Suci Vatikan dan perwakilan dari Pemerintah Portugal dan Timor Leste," kata Pewaris Raja Kedua Kerajaan Larantuka, Don Emanuel Patigolo DVG, via telepon dari Kota Reiya Kamis (17/4) malam.
Menurutnya, selain dari luar negeri para peziarah dari daratan Flores, Lembata, Adonara, Timor dan Sumba serta dari luar daerah sudah masuk ke Kota Larantuka untuk mengikuti rangkaian Prosesi Jumat Agung.
Ia menjelaskan, ada dua kegiatan yang menjadi fokus pada Perayaan Semana Santa yang dirayakan setiap tahunnya di kota Larantuka, yakni Kegiatan Liturgi dalam pekan suci yang dimulai dari perayaan Kamis Putih sampai dengan Minggu Paskah dan kegiatan Devosi yang difokuskan pada sentra-sentra yang menjadi pusat perhatian para peziarah.
Kegiatan devosi itu dipusatkan di kapela Tuan Ma, Kapela Tuan Ana, Kapela Tuan Meninu, Kapela Tuan Berdiri di Wure yang ditandai dengan prosesi bahari ke Wure sampai penghantaran Tuan Meninu dari Kapela Tuan Meninu ke Kapela Tuan Ana melalui prosesi Bahari, serta puncak kegiatan devosi pada Prosesi Jumad Agung dengan menghantar Patung Tuan Ma mengelilingi kota Larantuka.
"Rangkaian perayaan Semana Santa yang padat dengan kegiatan-kegiatan rohani tersebut membutuhkan koordinasi dan kerjasama yang baik dari pihak gereja dengan pemerintah kabupaten serta semua pemangku kepentingan di daerah itu. Sehingga tercapainya rangkaian perayaan yang tertib aman dan nyaman dengan nuansa kesakralan yang dialami oleh umat dan para peziarah," jelasnya.
Dia menjelaskan, Umat Katolik Katolik Larantuka saat ini sedang melakukan kegiatan "tikan turo" atau menanam tiang-tiang lilin sepanjang jalan raya yang menjadi rute Prosesi Jumat Agung.
Hari ini, ada aktivitas di Kapela Tuan Ma (Bunda Maria) dimulai dengan upacara "Muda Tuan" (pembukaan peti yang selama setahun ditutup) oleh petugas conferia (sebuah badan organisasi dalam gereja) yang telah diangkat melalui sumpah.
"Arca Tuan Ma kemudian dibersihkan dan dimandikan lalu dilengkapi dengan busana perkabungan berupa sehelai mantel warna hitam, ungu atau beludru biru," paparnya.
Para peziarah Katolik yang hadir pada saat itu diberi kesempatan untuk berdoa, menyembah, bersujud mohon berkat dan rahmat, kiranya permohonan itu dapat dikabulkan oleh Tuhan Yesus melalui perantaraan Bunda Maria (Per Mariam ad Jesum).
Setelah pintu kapela dibuka, umat setempat serta para peziarah Katolik dari berbagai penjuru mulai melakukan kegiatan "cium kaki Tuan Ma dan Tuan Ana" dalam suasana hening dan sakral.
Umat Katolik setiap tahun memperingati Hari Raya Pekan Suci sebelum Hari Minggu Paskah, dimulai dari Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Santo dan Minggu Paskah.

Original Post by: http://ift.tt/1iuxksV
Source : http://ift.tt/1iuxksV
Buy cheapBuy shoe