Friday, January 31, 2014

Terkini: Barongsai Warnai Misa Imlek di Cibinong

1:56 AM



Cibinong - Untuk keenam kalinya Gereja Keluarga Kudus Cibinong, Bogor, menggelar misa Imlek. Berbagai ornamen Imlek menghiasi altar dan ruang gereja seperti lampion, jeruk imlek, pohon mei hwa, angpao dan tentunya barongsai.

Sesaat sebelum misa Imlek dimulai, Group Barongsai Mutiara Timur, Cibinong, memulai atraksi barongsai seraya mengiring perarakan misdinar, Romo dan prodiakon ke dalam gereja.

Alat musik pengiring Barongsai dan suara petasan membuat suasana persiapan misa Imlek ini pun meriah.

Misa Imlek yang diikuti sekitar 600 umat ini dilayani tiga Romo yakni Romo Michael Suharsono, Romo Ignatius Suharyo dan Romo Thomas Saidi.

Dalam kotbahnya, Romo Michael Suharsono, PR mengingatkan umat agar bisa hidup dengan penuh rasa syukur dan mencintai alam semesta.

Menurutnya alam raya ini diciptakan Tuhan untuk kegembiraan dan kebahagiaan manusia. Seluruh ciptaan Tuhan diciptakan dengan baik, semua ciptaan yang baik itu pun diserahkan ke manusia.

"Setelah itu tinggal manusia mau berbuat apa atas ciptaan itu. Sikap seorang beriman tentu saja menerima atas segala anugerah Tuhan," katanya saat misa Imlek digelar di Cibinong, Jumat (31/1).

Injil pun, lanjutnya, mengingatkan bahwa pada dasarnya Tuhan tidak pernah menciptakan kesusahan. Bencana seperti banjir, longsor diibaratkan tabungan atas perilaku manusia yang menyimpan kebodohan dan sikap yang tidak mencintai alam.

"Saat ini, waktunya membuka tabungan-tabungan kebodohan seperti kebodohan membuang sampah sembarangan, kebodohan mengelola rahmat," ucapnya.

Menurutnya segala ciptaan Tuhan akan dapat dimanfaatkan dengan baik jika dikelola dengan baik. Tetapi karena kebodohan, dosa, angkara muka, manusia kerap kali kurang peka terhadap alam.

Keserakahan manusia pun mengubah fungsi alamiah alam, sungai besar ditutup sedikit untuk tempat tinggal, rumah pun dibangun di bantaran kali. "Bencana tahun ini adalah kebodohan dari kita," ujarnya.

Memasuki tahun kuda tentu memiliki makna tersendiri. Romo Suharsono memandang dari beberapa literatur disebutkan bahwa kuda menyimbolkan manusia harus bekerja keras, perubahan pun akan cepat dirasakan.

Tapi diingatkan agar perlu sikap kehati-hatian, sebab jika sembrono akan hancur karena banyak persaingan.

"Bacaan Injil mengajak kita berpasrah, siapapun yang cari kerjaan Allah dan kebenarannya akan ditambahkan. Kita pun dapat mensyukuri kebaikan Tuhan atas keberhasilan, kegagalan dan bencana. Tetapi semua itu tidak terlepas dari campur tangan Tuhan, maka kita harus bersyukur," paparnya.

Di ujung berakhirnya misa Imlek, Romo pun memberkati jeruk Imlek untuk dibagikan ke semua umat. Umat pun dibagikan angpao dan dihibur kembali oleh atraksi barongsai.

Sementara itu, salah satu umat yang mengikuti misa Imlek Ronald Padondan mengaku baru pertama kali mengikuti misa Imlek.

Ia amat terkesan pertama kali ikut misa imlek, selain senang, juga tidak menyangka kalau yang ikut misa tidak hanya keturunan Tionghoa saja.

"Awalnya saya pikir misa Imlek berbeda dari Ekaristi biasa, tapi nyatanya Ekaristi tetap dipertahankan dan dipadukan dengan unsur Tionghoa. Yang paling mengesankan, baru pertama kali lihat barongsai ada di gereja," ungkapnya.

Pria asal Toraja ini pun mengaku baru pertama kali mendapat angpao di gereja. Ia mengungkapkan angpao tersebut akan disimpan sebagai penarik rejeki.





Original Post by: http://ift.tt/1ecLCxN

Source: Buy Cheap

0 comments:

Post a Comment

 

© 2013 Info Terkini. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top