Thursday, April 10, 2014

info terkini: CATATAN: Lonceng Peringatan Dini Real Madrid Berbunyi Di ...

6:18 PM



Kalah, Borussia Dortmund tetap dianggap pahlawan sementara pasukan Real Madrid wajib memperbaiki mental dan taktikal untuk mewujudkan mimpi La Decima.

ANALISIS

BEN HAYWARD PENYUSUN GUNAWAN WIDYANTARA Dua musim beruntun Real Madrid dibuat repot Borussia Dortmund di Liga Champions. Bedanya, tahun lalu langkah pasukan Jose Mourinho terhenti, kali ini skuat Carlo Ancelotti sanggup lolos dari hadangan lawan yang sama.

Rasa percaya diri skuat Los Blancos begitu memuncak usai meraih kemenangan tiga gol tanpa balas di leg pertama perempat-final. Sang raksasa Spanyol melangkah mantap menuju Signal Iduna Park. Apa yang terjadi kemudian? Hanya tiang gawang dan kegemilangan Iker Casillas di bawah mistar yang bisa mencegah karamnya kapal Los Vikingos.

Madrid memang beraksi tanpa kehadiran pemain terbaik di muka bumi, Cristiano Ronaldo, tetapi fakta ini tidak bisa dijadikan alasan anjloknya performa tim. Bukankah kondisi Dortmund sama parah dengan daftar panjang cedera bintang? Namun dengan determinasi tinggi tuan rumah sukses memperlihatkan performa menawan.

Serbuan Dortmund sejak menit pertama sudah diprediksi sebelumnya. Butuh keajaiban untuk lolos menghadapkan mereka pada satu pilihan; menyerang lawan tanpa beban. Hasilnya El Real tertekan dan mudah kehilangan bola. Meski demikian, peluang pertama justru dipegang Los Blancos. Lukasz Piszczek handball di kotak terlarang sayangnya Angel Di Maria terpeleset saat mengeksekusi bola dari titik putih hingga si kulit bundar dengan mudah dijinakkan Roman Weidenfeller.

Tujuh menit berselang Madrid menderita, Pepe yang gemilang di leg pertama menanduk bola ke arah Casillas tanpa menyadari intaian Marco Reus dan benar saja, sejurus kemudian jala gawang Madrid bergetar.



Kurang sentuhan kepemimpinan | Cristiano hanya bisa beraksi di sisi lapangan pada laga menentukan

Tribun Signal Iduna Park semakin bergairah tatkala Reus sanggup menyempurnakan sebuah serangan balik. Memanfaatkan bola rebound hasil sepakan Robert Lewandowski yang menghajar tiang, bintang berusia 24 mencatatkan nama di papan skor untuk kali kedua.

Madrid terpojok, dukungan besar suporter plus kenangan buruk satu tahun sebelumnya membuat para bintang ibu kota Spanyol gugup. Sergio Ramos terbilang beruntung hanya mendapat kartu kuning saat menjegal Lewandowski sementara Xabi Alonso nyaris mendapat kartu kuning kedua di awal babak kedua.

Setelah rehat Isco menggantikan Asier Illarramendi dan performa Madrid perlahan membaik tetapi status bos lapangan masih milik tuan rumah. Satu aksi Henrikh Mkhitaryan nyaris menyamakan skor, namun lagi-lagi bola mencium tiang gawang.

Madrid pantas berterima kasih pada performa brilian Casillas. Kiper tim nasional Spanyol sanggup memperlihatkan sejumlah penyelamatan gemilang termasuk dua dua peluang jelang bubaran milik Mkhitaryan dan Kevin Grosskreutz. "Kami sangat menderita," kata Casillas setelah laga. "Gol pertama dan kedua tercipta karena kekeliruan sendiri, tetapi Anda memang harus mencicipi hal seperti ini. Dibutuhkan kekuatan untuk keluar dari kesulitan (dan Madrid memilikinya)."

2-0 jadi hasil akhir pertandingan, Borussia Dortmund menang namun tetap tersingkir dari Liga Champions. Meski demikian, fans tetap memuja mereka sebagai pahlawan.

Dortmund pahlawan, Madrid korban. Minim kepemimpinan di semua sektor telah menghancurkan skema permainan yang diperparah tumpulnya lini depan. Kondisi ini jadi bukti Los Merengues tidak sepenuhnya mengambil pelajaran kekalahan 4-1 di tempat sama musim lalu.

Ketika itu Jose Mourinho mengeluhkan pasukannya terlalu naif saat menghadapi duel-duel keras, dengan mengatakan. "Lewandowski mencetak empat gol, kami bahkan tidak sekalipun mencoba melanggarnya..."

Rabu dini hari, Mourinho mengulang episode selebrasi epik di Stamford Bridge. The Special One berlari di sisi lapangan usai Demba Ba menciptakan gol penentu untuk menyingkirkan Paris Saint-Germain. Di waktu sama, para bintang El Real turut menyegel satu tiket ke semi-final tetapi dengan mood berbeda. Meninggalkan lapangan dengan kepala tertunduk, penuh luka, terbantai lawan.

"Sebuah malam penuh penderitaan, tetapi pada akhirnya kami yang berpesta karena lolos ke semi-final," kilah Ancelotti.

Don Carletto memang sedikit menyelipkan catatan mencemaskan di Liga Champions. Persis satu dekade lalu, pasukan AC Milan di bawah komando Ancelotti menelan kekalahan 4-0 dari Deportivo La Coruna hingga membuang keunggulan agregat 4-1. Saat memoles Juventus pada 1999, mereka juga gagal mempertahankan keunggulan 2-0 yang berbalik kekalahan 3-2 dari Manchester United. Masih ada lagi dan paling menyakitkan, masih ingat Istanbul 2005? Rossoneri bersama Ancelotti gagal naik tangga juara padahal sudah unggul tiga gol. Duel melawan Dortmund nyaris menambah catatan tersebut.

Dengan penuh rasa hormat, Real Madrid (tiga kekalahan dari enam laga terkini) masih harus bekerja ekstra keras membangun mental dan taktik sebelum bisa mengukuhkan status kandidat raja Eropa tahun ini sekaligus mewujudkan ambisi La Decima. Atau... bisa juga situasi dibalik dengan mengambil sisi positif secara keseluruhan.

Kiprah El Real di Liga Champions musim ini begitu impresif. Kerusakan bagi Borussia Dortmund sejatinya sudah diciptakan di Santiago Bernabeu pada leg pertama. Los Blancos sudah lolos, misi ke empat besar tuntas, sekarang saatnya memusatkan fokus pada laga-laga di depan dan menyelesaikan pekerjaan. Sayangnya memang sulit dibantah, lonceng peringatan dini bagi Real Madrid sudah berbunyi di Signal Iduna Park.

Ikuti Ben Hayward di



Goal kini hadir dengan aplikasi unggulan live score!Segera unduh untuk mengetahui skor pertandingan lebih cepat daripada siaran televisi: Windows Phone Android Apple iOS

Original Post by: http://ift.tt/1gdwU5L



from GTRENDnews - wordnews V2 http://ift.tt/1gdwU5L

0 comments:

Post a Comment

 

© 2013 Info Terkini. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top